Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di Negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Menurut survey, PJK pada tahu 2020 menjadi pembunuh pertama yakni dengan persentase sebesar (36%) dari seluruh kematian, amgka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Indonesia sendiri melaporka bahwa Jantung Koroner merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar (26.4%), angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker sebesar (6%) .

Untuk itu kali ini, penulis ingin membahas mengenai cara penanganan penyakit jantung koroner dengan teknk operasi pembuatan saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan dengan penanganan intervensi dari Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang disebut Coronary Artery Bypass Graft (CABG).

Pengertian Coronary Artery Bypass Graft (CABG)

Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu penanganan intervensi dari PJK dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koroner yang mengalami penyempitan atau penyumbatan ( Feriyawati,2005). Arteri koroner merupakan pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke jantung. CABG adalah prosedur bedah untuk membuat pembuluh darah baru yang melintasi pembuluh darah jantung yang menyempit dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain.

Dalam bedah pintas koroner, dokter spesialis bedah jantung melakukan pemasangan pembuluh darah pintas (Bypass Grafting) pada pembuluh darah koroner yang menyempit atau tersumbat. Bahan atau sumber graft dapat diambil dari pembuluh darah balik kaki, pembuluh darah arteri di belakang dinding dada atau dari pembuluh darah arteri di lengan. Tindakan CABG ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin jantung paru, atau tanpa menggunakan mesin (Off Pump).

Tujuan Operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG)

  1. Meningkatkan sirkulasi darah ke arteri koroner
  2. Mencegah terjadinya iskemia yang luas
  3. Meningkatkan kualitas hidup
  4. Meningkatkan toleransi aktifitas
  5. Memperpanjang masa hidup

Indikasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG)

 Penyebab dilakukan operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG), sebagai berikut:

  1. Angina yang tidak dapat dikontrol dengan terapi medis.
  2. Angina yang tidak stabil
  3. Sumbatan yang tidak dapat ditangani dengan terapi PTCA (Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty).
  4. Sumbatan/ Stenosis arteri koroner kiri ≥ 70%
  5. Klien dengan komplikasi kegagalan PTCA
  6. Pasien dengan sumbatan 3 pembuluh darah arteri (three vessel disease) dengan angina stabil atau tidak stabil dan pada klien dengan 2 sumbatan pembuluh darah dengan angina stabil atau tidak stabil dan lesi proksimal LAD yang berat.

Pengobatan Penyakit Arteri Koroner

 Pengobatan angina mengurangi kebutuhan otot jantung terhadap oksigen agar dapat mengkompensasi kurangnya suplai darah dengan angioplasti. Angioplasti biasanya diikuti dengan penempatan sten atau CABG untuk meningkatkan aliran darah arteri.

Angioplasti dapat memberikan hasil yang optimal pada pasien yang dipilih dengan hati-hati. Dengan panduan X-ray, sebuah kawat dimasukkan dari paha ke arteri koroner. Kateter kecil dengan balon di ujungnya dimasukan menyusuri kawat untuk mencapai segmen yang menyempit. Balon kemudian di kembangkan untuk menekan arteri agar terbuka dan sebuah sten penahan besi kemudian disisipkan.

coronary_artery_bypass

Bedah CABG kemudian dilakukan untuk mengurangi angina pada pasien yang telah gagal dengan terapi obat-obatan dan bukan kandidat yang baik untuk angioplasti. Bedah CABG ideal untuk pasien-pasien dengan penyempitan multipel pada cabang arteri koroner yang berbeda seperti sering terlihat pada pasien dengan diabetes. Bedah CABG telah memperlihatkan peningkatan harapan hidup jangka panjang pada pasien-pasien dengan penyempitan signifikan arteri koroner utama kiri dan pada pasien-pasien dengan penyempitan signifikan arteri multipel khususnya pada pasien-pasien dengan penurunan fungsi pompa otot jantung.

Proses Perawatan bedah CABG

  • Operasi pintas koroner dilakukan oleh tim dokter spesialis bedah jantung Siloam Heart Institute.
  • Pada saat operasi, fungsi jantung dan paru sementara digantikan oleh HLM (Heart Lung Machine). Pembuluh darah (material graft) diambil, dan dijahitkan pada arteri koroner jantung. Tindakan ini membutuhkan waktu 2 – 4 jam, tergantung dari banyaknya arteri yang harus di-bypass.
  • Setelah operasi selesai, pasien akan dirawat di Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) selama 2 hari dengan peralatan monitor yang lengkap, di bawah pengawasan tim Dokter ICCU.
  • Anda akan mendapatkan terapi pernapasan. Ahli fisioterapi akan membantu Anda untuk melakukan latihan pernapasan setiap beberapa jam.
  • Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik akan memberikan edukasi, membantu proses pemulihan, dan menyarankan kegiatan-kegiatan, termasuk jenis olahraga yang boleh anda lakukan setelah operasi.
  • Ahli gizi akan menganjurkan bagaimana gaya hidup yang sehat, seperti memilih makanan rendah lemak, kolesterol, dan garam.

Risiko yang mungkin terjadi

Risiko/komplikasi dari operasi bedah pintas koroner adalah 2-3%. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, gangguan neurologis, gangguan fungsi ginjal sementara, dan infeksi luka operasi. Prosedur CABG dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner. Perlu diingat bahwa pasien harus tetap mengatur pola hidup yang sehat setelah operasi. Lebih dari 90% prosedur CABG menunjukkan hasil yang sangat baik setelah 1 0-20 tahun. Sehingga operasi tetap menjadi pilihan utama (gold standard} untuk penyakit ini. Kami siap melayani anda apabila anda memerlukan informasi lebih lanjut.

 

 

Sumber:
siloamheartinstitute,com/coronary-artery-bypass-graft-cabg
ardiiana.blogspot.co.id/2013/02/coronary-artery-bypass-graft-cabg,html
myhealing.wordpress,com/2012/07/14/prosedur-coronary-artery-bypass-graft-cabg
kardiovs.blogspot.co.id/2010/05/keperawatan-cabg,html