Aritmia

Pernahkah Anda merasa tiba-tiba denyut jantung meningkat tanpa sebab yang jelas meski tanpa melakukan aktivitas fisik yang berat? Jika hal itu terjadi, berarti Anda mempunyai penyakit aritmia jantung atau gangguan irama detak jantung.

Aritmia-Jantung

Penyakit aritmia jantung disebut juga disaritmia adalah irama jantung yang abnormal, yakni jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Gangguan irama detak jantung, baik yang denyutnya menjadi lambat maupun cepat, sebaiknya tidak dianggap sepele. Sebab, penyakit aritmia jantung ini bisa meningkatkan risiko stroke atau kematian mendadak. Ketika kita sedang beristirahat, jantung memompa lebih lambat dan teratur, sekitar 60-80 denyut per menit. Ketika kita sedang berlari, menaiki tangga, atau melakukan aktivitas fisik yang berat, denyut jantung bisa meningkat hingga 200 denyut per menit tergantung kerasnya aktivitas fisik yang dilakukan.

1. Jenis-Jenis Aritmia Jantung

Terdapat 4 jenis utama aritmia yaitu detak jantung prematur (ekstra), aritmia supraventrikular, aritmia ventrikular, serta bradiaritmia.

  1. Detak Jantung Prematur (Ekstra). Jenis aritmia ini merupakan jenis yang paling umum dialami orang-orang. Jenis ini biasanya tidak berbahaya dan seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Kalaupun ada gejala, biasanya hanya perasaan berderbar di dada atau seperti ada detak jantung yang terlewat. Jika terjadi di atrium (bilik atas jantung) maka disebut kontraksi atrium prematur. Bila terjadi di ventrikel (bilik jantung bawah) disebut kontraksi ventrikel prematur. Detak jantung prematur pada orang yang sehat tidak membutuhkan perawatan apapun. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini terjadi secara alami. Namun sejumlah penyakit juga dapat menyebabkan detak jantung prematur. Stres, terlalu banyak olahraga, atau terlalu banyak kafein serta nikotin juga turut menimbulkan detak jantung prematur.
  2. Aritmia Supraventrikular. Jenis ini adalah takikardia yang bermula di atrium atau node atrioventrikular (AV). Node AV merupakan sekelompok sel yang terletak diantara atrium dan ventrikel. Aritmia supraventrikular terdiri dari beberapa macam yaitu atrium fibrilasi, atrium flutter, takikardia paroksimal supraventrikular, dan sindrom Wolff-Parkinson-White.
  3. Aritmia Ventrikular. Aritmia ini bermula di bilik bawah jantung, yaitu ventrikel. Jenis ini adalah salah satu aritmia jantung yang dapat berakibat fatal dan membutuhkan perawatan segera. Dua macam aritmia ventrikular mencakup takikardia ventrikular dan fibrilasi ventrikular. Penyebab aritmia ventrikular biasanya adalah penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan pelemahan otot jantung—ketiga gangguan jantung yang butuh penanganan segera.
  4. Bradiaritmia, terjadi apabila detak jantung lebih lambat dari biasanya. Apabila detak jantung terlalu lemah, itu menandakan darah yang mencapai otak tidak mencukupi. Kondisi demikian dapat membuat Anda kehilangan kesadaran.

Pada orang dewasa, rata-rata detak jantung kurang dari 60 kali dalam semenit digolongkan sebagai bradiaritmia. Beberapa orang memang secara alami memiliki rata-rata detak jantung rendah, khususnya mereka yang fisiknya sangat aktif dan bugar. Bagi mereka, detak jantung kurang dari 60 kali semenit bukanlah sesuatu yang membahayakan. Namun bagi orang lain, penyakit atau kondisi serius bisa jadi adalah penyebab bradiaritmia.

2. Penyebab penyakit aritmia jantung

karena adanya gangguan pada sistem konduksi listrik di jantung bisa menimbulkan irama jantung yang abnormal, seperti:

  • Serangan jantung
  • Luka pada jaringan jantung akibat serangan jantung
  • Perubahan pada struktur jantung
  • Penyakit jantung koroner
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme
  • Merokok, konsumsi alkohol dan kafein berlebih
  • Stres
  • Obat-obatan dan suplemen diet tertentu

3. Gejala penyakit aritmia jantung

Biasanya berupa nyeri dada dan rasa berdebar-debar, kebanyakan pasien aritmia mengeluhkan perasaan seperti mau mati. Kecepatan denyut jantung pada gangguan aritmia bisa mencapai 300-400 per menit. Bila dalam 10 menit tidak tertolong bisa menyebabkan kematian mendadak. Jenis penyakit aritmia tertentu, seperti fibrilasi aritmia, bisa mendorong terjadinya sejumlah kecil bekuan darah dalam serambi jantung. Jika salah satu atau lebih bekuan darah ini terlepas dan terbawa aliran darah memasuki otak, bisa timbul serangan stroke.

Untuk gangguan irama jantung yang terlalu lambat, dokter akan menanam alat pacu untuk membantu mengatur kembali detak jantung. Jika alat pacu mendeteksi denyut jantung yang terlalu lambat atau tidak ada denyut jantung, maka alat itu akan mengeluarkan listrik yang merangsang jantung untuk mempercepat atau mulai berdenyut kembali. Ketika aritmia tidak dapat dikontrol dengan perawatan lain, dokter akan melakukan pembedahan untuk menghilangkan atau menghancurkan jaringan jantung penyebab aritmia.

4. Pengobatan aritmia

Ada sebagian pasien aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Pengobatan biasanya diberikan dokter jika melihat gejala aritmia pasien berpotensi menjadi lebih buruk atau menyebabkan komplikasi. Jenis penanganan yang diberikan adalah:

  1. Obat-obatan, misalnya seperti obat-obatan penghambat beta yang dapat menjaga denyut jantung agar tetap normal. Selain itu ada juga obat-obatan antikoagulan yang menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan stroke. Contoh obat antikoagulan adalah aspirin, warfarin, rivaroxaban, dan
  2. Alat picu jantung dan implantable cardioverter defibrillator (ICD). Tujuan pemasangan alat ini adalah untuk menjaga detak jantung tetap normal pada kasus-kasus aritmia tertentu. Alat ini akan dipasang dokter di bawah kulit dada bagian atas. Ketika alat ini mendeteksi adanya perubahan ritme jantung, alat ini akan mengirim sengatan listrik pendek ke jantung guna menghentikan ritme yang tidak normal tersebut dan membuatnya kembali normal.
  3. Kardioversi. Metode ini mungkin akan ditempuh oleh dokter jika suatu kasus aritmia tidak bisa ditangani oleh obat-obatan. Melalui metode kardioversi elektrik, dokter akan memberikan kejutan listrik pada dada Anda untuk mengembalikan denyut jantung normal. Tentu saja metode ini dilakukan dengan pemberian anestesi terlebih dahulu. Kardioversi elektrik biasanya diberikan pada kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.
  4. Metode ablasi. Metode ini biasanya dipakai untuk mengobati aritmia yang letak penyebabnya sudah diketahui pasti. Melalui metode ablasi, dokter akan memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah di kaki. Ketika kateter berhasil menemukan sumber gangguan ritme jantung, maka alat kecil itu akan merusak bagian kecil jaringan jantung tersebut.

5. Pencegahan aritmia

Aritmia merupakan masalah jantung yang dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:

  • Menghindari atau mengurangi stres.
  • Mengonsumsi makanan sehat.
  • Menjaga berat badan sehat.
  • Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk obat dari dokter, terutama obat batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat.
  • Membatasi konsumsi minuman keras dan berkafein.
  • Tidak merokok.
  • Berolahraga secara teratur.

 

 

Sumber:
deherba.com/aritmia-jantung-ketika-detak-jantung-bermasalah.html
alodokter.com/aritmia
penyakitjantung.net/penyakit-aritmia-jantung-gangguan-irama-detak-jantung